Abunawas adalah tokoh legendaris dari Timur Tengah yang dikenal karena kecerdasannya, kelicikannya, dan kemampuan berbicara yang luar biasa. Dalam banyak kisah, ia sering kali harus berhadapan dengan sang raja yang penuh tipu daya dan ingin menguji kepintarannya. Salah satu cerita paling terkenal adalah ketika Abunawas berhasil “mengalahkan” sang raja dalam sebuah permainan akal yang cerdik.
Latar Belakang Kisah
Pada suatu hari, Raja Harun Al-Rasyid merasa terganggu dengan popularitas Abunawas di kalangan rakyat. Banyak orang lebih memuji kecerdasan Abunawas daripada kebijakan sang raja. Merasa tersaingi, raja pun ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih bijak dan hebat dari Abunawas.
“Abunawas!” panggil raja. “Kali ini aku ingin menguji kepandaianmu. Jika kau gagal, kau akan dihukum!”
Abunawas, yang sudah terbiasa dengan tantangan semacam ini, hanya tersenyum. “Silakan, Tuanku.”
Tantangan Sang Raja
Raja kemudian memberikan perintah aneh. “Bawakan aku seekor keledai yang bisa membaca dan menulis!”
Mendengar perintah itu, semua orang di istana terdiam. Permintaan raja jelas mustahil. Tapi Abunawas tidak menunjukkan tanda-tanda putus asa. Ia mengangguk dan berkata, “Baiklah, Tuanku. Tapi aku butuh waktu satu bulan dan seekor keledai dari istana.”
Sang raja menyetujui dan memberinya keledai terbaik dari istana.
Strategi Abunawas
Abunawas lalu membawa keledai itu pulang dan menghabiskan waktu bersamanya. Setiap hari, ia menyuapi keledai dengan makanan yang dilumuri tinta dan kertas. Saat keledai memakannya, Abunawas mengucapkan, “Ini huruf A. Ini huruf B. Ini membaca. Ini menulis.”
Tak lama kemudian, keledai itu terbiasa dengan tinta dan kertas sebagai makanan.
Saat Penentuan
Satu bulan berlalu, Abunawas kembali ke istana membawa keledai tersebut. Di hadapan raja dan para menteri, ia berkata, “Wahai Tuanku, keledai ini sekarang bisa membaca. Coba letakkan kertas di depannya!”
Raja dengan penuh rasa ingin tahu meletakkan selembar kertas. Keledai langsung mendekat dan mulai memakannya.
“Lihat, Tuanku!” kata Abunawas. “Ia tahu huruf itu makanan. Artinya ia bisa membaca rasa lapar!”
Raja tertawa, lalu berkata, “Tapi itu bukan membaca seperti manusia!”
Abunawas menjawab dengan tenang, “Lalu mengapa Tuanku memerintahkanku untuk melakukan hal yang mustahil? Keledai tetap keledai, tapi setidaknya ia telah memperlihatkan bahwa raja bisa kalah oleh logika seekor keledai.”
Akhir Kisah
Raja terdiam sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. Ia mengakui bahwa Abunawas tidak hanya berhasil menjawab tantangan, tapi juga mengajarinya pelajaran penting: tidak semua kekuasaan dapat menundukkan akal sehat dan kecerdikan.
Sejak saat itu, Raja Harun Al-Rasyid semakin menghargai Abunawas sebagai penasihat yang bukan hanya lucu, tapi juga bijak.