Ilmu Bubur Ayam: Cara Ketua Umum Deprindo Aditya Mengelola Proyek Mangkrak

Share :

Oleh: Tim Redaksi

“Kalau nasi sudah jadi bubur, jangan dibuang. Tambahkan santan, ayam suwir, bawang goreng, dan seledri. Bisa jadi menu sarapan favorit semua kalangan.”
– Aditya, Ketua Umum Deprindo

Ketua Umum Developer Properti Indonesia (Deprindo), Aditya, punya cara unik dalam memandang proyek-proyek bisnis yang tampaknya gagal atau “mangkrak”. Di tengah situasi ekonomi yang menantang dan banyaknya proyek yang terhenti, ia mengenalkan sebuah filosofi sederhana namun mengena: Ilmu Bubur Ayam.

Apa Itu Ilmu Bubur Ayam

Konsep ini lahir dari pengamatan sederhana terhadap proses memasak: menanak nasi yang gagal karena terlalu banyak air. Hasilnya bukan nasi, tapi bubur. Dalam konteks dapur, ini adalah kesalahan teknis. Namun dalam konteks bisnis dan manajemen proyek, inilah yang disebut kegagalan awal.

Namun Aditya melihatnya secara berbeda. Alih-alih membuang “bubur” tadi, ia mengajak para pengusaha dan pemimpin proyek untuk mengubahnya menjadi peluang baru. Bubur ayam, jika diolah dengan baik—ditambah santan gurih, topping telur rebus, suwiran ayam, cakwe, hingga kerupuk—justru bisa menjadi menu favorit yang dijual mahal di restoran atau hotel berbintang.

Dengan kata lain, tidak ada proyek yang benar-benar gagal, selama masih ada kemauan untuk mengubah, memperbaiki, dan menambahkan nilai baru.

Filosofi Bubur Ayam dalam Manajemen Proyek

Dalam berbagai forum bisnis, Aditya sering menegaskan:

“Banyak proyek gagal bukan karena tidak ada harapan, tapi karena pemimpinnya menyerah duluan.”

Ilmu Bubur Ayam mendorong pemimpin untuk:

  1. Menerima kenyataan bahwa proyek tidak berjalan sesuai rencana.
  2. Melakukan evaluasi menyeluruh: Apa saja yang masih bisa diselamatkan?
  3. Menambahkan nilai baru: Inovasi, pivot model bisnis, rebranding, atau kolaborasi strategis.
  4. Mengubah cara pandang dari kerugian menjadi kesempatan baru.

Studi Kasus: Proyek Properti yang Berubah Jadi Kawasan Kuliner

Salah satu contoh nyata yang diangkat Aditya adalah proyek properti yang sempat mangkrak selama dua tahun di pinggiran kota. Alih-alih dibiarkan terbengkalai, pengelola proyek akhirnya mengubah area bangunan kosong itu menjadi zona kuliner malam dengan konsep urban vintage. Dalam waktu 6 bulan, kawasan tersebut menjadi magnet UMKM dan ribuan pengunjung setiap pekan. Nasi yang gagal tadi, benar-benar sudah jadi bubur ayam spesial.

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Memperbaiki Bisnis

Aditya menutup setiap sesi sharing-nya dengan kalimat pamungkas:

“Dalam bisnis, kegagalan itu biasa. Tapi bagaimana kita meracik kegagalan itu menjadi kelezatan baru—itulah kepemimpinan sejati.”

Metode Ilmu Bubur Ayam bukan hanya sekadar motivasi, tapi sebuah strategi berpikir ulang dalam mengelola sumber daya yang ada. Bahwa proyek mangkrak pun bisa dihidangkan ulang—asal tahu cara menyajikannya.

Jika Anda sedang menghadapi bisnis yang stagnan atau proyek yang kehilangan arah, mungkin sekarang saatnya mencoba Ilmu Bubur Ayam. Karena sejatinya, tidak ada kegagalan yang tidak bisa diolah kembali—selama kita mau berkreasi.