Oleh: M. Aditya Prabowo
Setiap orang pasti pernah dihadapkan pada persimpangan besar dalam hidupnya — termasuk saya. Di masa ketika banyak pilihan bisnis terbuka lebar, mulai dari perdagangan, kuliner, jasa hingga teknologi, saya justru memilih untuk masuk ke dunia bisnis properti, lebih spesifik lagi: menjadi seorang developer.
Sebagian orang mungkin bertanya, “Kenapa properti?” atau “Bukankah bisnis lain lebih cepat berputar dan menjanjikan keuntungan instan?”
Jawabannya sederhana namun penuh keyakinan:
bisnis properti adalah bisnis yang paling aman dan paling menenangkan secara jangka panjang.
BACA JUGA : https://hipnusa.id/aditya-temui-investor-untuk-dukung-umkm-anggota-hipnusa/
Properti: Bisnis dengan Risiko yang Terkelola
Saat banyak bisnis bergantung pada tren dan fluktuasi musiman, properti menawarkan sesuatu yang berbeda: nilai nyata yang terus bertumbuh. Tanah tidak bisa dicetak ulang. Permintaan akan tempat tinggal tidak pernah surut. Bahkan di tengah gejolak ekonomi, orang tetap butuh rumah.
Sebagai developer, saya tidak sekadar menjual bangunan. Saya membangun solusi. Saya melihat tanah kosong bukan sebagai lahan biasa, tapi sebagai peluang untuk menciptakan kehidupan, komunitas, dan masa depan yang lebih baik. Ini bukan hanya bisnis. Ini adalah warisan karya.
Bisnis yang Terukur dan Legalitas yang Kuat
Salah satu alasan utama saya memilih menjadi developer adalah karena struktur bisnisnya yang terukur dan penuh regulasi. Tidak seperti bisnis musiman yang bisa lenyap dalam semalam, bisnis properti memiliki fondasi hukum yang kuat: mulai dari sertifikat tanah, izin mendirikan bangunan, hingga akta jual beli. Semua bisa dilacak, dicatat, dan dirancang secara sistematis.
Hal ini memberikan rasa aman — bukan hanya bagi saya sebagai pelaku usaha, tetapi juga bagi konsumen yang membeli produk properti yang saya kembangkan.
Dibanding Bisnis Lain, Properti Adalah Investasi Realistis
Saya telah mengamati banyak rekan mencoba berbagai bidang usaha. Ada yang berhasil besar, tapi tidak sedikit pula yang terjebak utang karena salah strategi. Di bisnis properti, saya belajar bahwa sabar, strategi, dan legalitas adalah tiga kunci utama.
Nilai properti tidak pernah turun secara drastis tanpa sebab besar. Bahkan saat stagnan, tanah tetap memiliki nilai aset. Bandingkan dengan bisnis makanan yang basi dalam hitungan hari, atau bisnis ritel yang rugi karena stok menumpuk.
Menjadi Developer: Kombinasi Ideal Antara Bisnis dan Dampak Sosial
Ada kepuasan tersendiri saat melihat rumah yang kita bangun menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi keluarga. Ketika seseorang membeli unit rumah dan berkata, “Terima kasih, ini rumah pertama kami,” itu adalah momen yang tidak bisa digantikan dengan angka laba.
Menjadi developer bukan hanya soal keuntungan, tapi juga soal kontribusi. Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari pembangunan negeri melalui sektor perumahan.
Penutup: Sebuah Pilihan yang Menenangkan
Saya memilih menjadi developer properti bukan karena ikut-ikutan. Tapi karena saya sadar bahwa dalam dunia bisnis yang penuh risiko, properti adalah jalur yang stabil, realistis, dan memberi manfaat luas. Ini bukan jalan cepat menjadi kaya, tapi jalan pasti menuju keberlanjutan.
Dan itulah mengapa saya berdiri hari ini, bangga menyebut diri saya sebagai developer properti.
Jika Anda tertarik memulai langkah di dunia properti, mari belajar bersama. Karena dunia ini luas, peluangnya besar, dan siapa tahu… keputusan Anda hari ini bisa jadi awal dari warisan besar Anda kelak.
BACA JUGA : https://hipnusa.id/dari-karyawan-ke-pengusaha-ubah-mindset-raih-kebebasan/