Dalam perjalanan menuju kesuksesan, sering kali kita harus melewati jalan yang penuh dengan cemoohan, kritik, bahkan keraguan dari orang-orang sekitar. Tidak jarang, mereka yang belum memahami visi besar kita akan menilai dengan kacamata sempit, menganggap impian kita mustahil, atau mencibir usaha yang sedang kita bangun. Namun, satu hal yang pasti: cemoohan tidak pernah bisa mengalahkan karya nyata.
Bayangkan seseorang yang sedang menulis buku, membangun bisnis, atau mendirikan sebuah perumahan. Di awal, banyak suara sumbang bermunculan: “Ah, itu terlalu sulit,” “Mana mungkin berhasil,” atau “Kamu bukan orang yang tepat untuk itu.” Bahkan, terkadang cemoohan datang dari orang terdekat, yang sesungguhnya belum melihat apa yang sedang kita rancang.
Tetapi, dunia tidak menilai kita dari seberapa banyak kritik yang diterima. Dunia hanya menilai dari hasil. Begitu karya itu hadir—entah itu sebuah buku, sebuah produk, sebuah bangunan, atau sebuah pencapaian—semua keraguan akan hilang begitu saja. Bahkan, mereka yang dulu meremehkan akan mulai mengakui, atau setidaknya terdiam, karena karya nyata adalah jawaban paling elegan atas cemoohan.
Sejarah pun membuktikan, para tokoh besar dunia selalu melalui fase ini. Thomas Edison dicemooh karena ribuan kali gagal menciptakan bola lampu, tetapi satu hasil nyatanya menerangi dunia. Walt Disney pernah dianggap tidak kreatif, namun satu karya animasinya mengubah industri hiburan selamanya.
Kuncinya ada pada konsistensi dan keyakinan diri. Jika kita hanya sibuk membalas cemoohan dengan kata-kata, energi kita akan habis di jalan. Namun, jika kita fokus menyalurkan tenaga untuk berkarya, pada akhirnya, karya itulah yang berbicara.
Ingatlah, sejuta cemoohan hanya angin lalu, sementara satu karya nyata akan abadi dikenang. Maka jangan gentar dengan kata-kata yang menjatuhkan. Jadikan itu bahan bakar untuk melangkah lebih kuat, lebih fokus, dan lebih yakin.
Karena di ujung jalan, dunia tidak akan bertanya, “Berapa banyak cemoohan yang kau terima?” tetapi akan mengingat, “Apa yang sudah kau hasilkan untuk dunia?”