Oleh : M. Aditya Prabowo
Dalam perjalanan hidup, manusia sering dihadapkan pada dua pilihan: melangkah dengan penuh kesadaran atau terjebak dalam ambisi yang melampaui batas. Dua sikap yang perlu kita pegang erat adalah tahu diri dan tahu batas. Kedua hal ini bukan tanda kelemahan, melainkan wujud kedewasaan dan kebijaksanaan.
- Tahu Diri: Menyadari Kekuatan dan Kekurangan
Tahu diri berarti memahami siapa kita, apa potensi yang kita miliki, serta menyadari keterbatasan yang ada. Orang yang tahu diri tidak akan minder dengan kekurangan, tetapi justru mampu memaksimalkan kelebihan. Ia sadar bahwa hidup bukan tentang menjadi yang paling hebat, melainkan tentang menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Orang yang tahu diri akan lebih mudah bersyukur, lebih tenang menghadapi tantangan, dan tidak silau dengan pencapaian orang lain.
- Tahu Batas: Menjaga Sikap dan Langkah
Tahu batas bukan berarti berhenti berkembang, melainkan mengerti kapan harus maju, kapan harus berhenti, dan kapan harus menunggu. Dalam kehidupan sosial, tahu batas membuat kita lebih santun: tidak melampaui ranah yang bukan milik kita, tidak serakah, dan tidak memaksakan kehendak.
Seseorang yang tahu batas mampu menahan diri agar tidak terjebak dalam kesalahan karena terlalu berambisi. Ia sadar bahwa setiap orang punya ruang, hak, dan perannya masing-masing.
- Hidup Lebih Bermartabat
Gabungan dari sikap tahu diri dan tahu batas akan membawa kita pada kehidupan yang lebih bermartabat. Kita dihargai bukan karena seberapa tinggi kita melompat, tetapi karena seberapa bijak kita menempatkan diri.
Dengan tahu diri, kita bisa fokus membangun diri. Dengan tahu batas, kita bisa menjaga hubungan baik dengan sesama. Hasil akhirnya adalah kehidupan yang penuh keseimbangan: rendah hati tanpa kehilangan harga diri, dan berani tanpa kehilangan kendal
Ingatlah: Orang besar bukan hanya yang berprestasi tinggi, tetapi juga yang mampu menjaga sikap dengan tahu diri dan tahu batas.
