Cepat Kaya atau Bertahan Lama? Pilihan Besar Setiap Developer Properti

Share :

Oleh M. Aditya Prabowo

Dalam beberapa tahun terakhir, saya sering menyaksikan fenomena yang cukup mengkhawatirkan di dunia properti: begitu banyak developer yang gagal, bahkan di awal karier mereka. Bukan karena tidak punya modal. Bukan pula karena tidak ada peluang. Tapi karena terlalu cepat ingin kaya tanpa membangun fondasi keberlanjutan bagi perusahaannya.

Banyak yang terjun ke dunia properti karena tergiur janji-janji “cepat cuan” yang sering digaungkan dalam workshop atau pelatihan. Mereka ikut seminar, ikut bootcamp, pulang dengan penuh semangat dan berkata, “YES, saya sudah siap!” Namun sayangnya, kesiapan itu lebih banyak berupa euforia, bukan kesiapan mental maupun strategi yang matang.

Ketika Proyek Pertama Sukses, Rasa Percaya Diri Bisa Jadi Bumerang

Tidak sedikit developer pemula yang proyek pertamanya sukses. Tapi justru di situlah jebakan muncul. Mereka merasa sudah tahu segalanya. Tidak mau lagi turun ke lapangan. Tidak mau lagi belajar dari pengalaman orang lain. Apalagi bergabung dalam asosiasi atau komunitas. Mereka merasa tidak butuh.

Padahal, bisnis properti itu bukan sprint — ini maraton. Sukses satu proyek tidak menjamin sukses proyek berikutnya. Saya bahkan pernah mendapat sharing dari seseorang yang proyek ketiganya bermasalah besar. Ketika saya tanya, “Kamu ikut asosiasi mana?” Dia menjawab, “Saya tidak ikut asosiasi.”

Inilah yang saya sayangkan.

Asosiasi: Wadah Pembelajaran, Jaringan, dan Perlindungan

Banyak yang belum menyadari bahwa asosiasi bukan hanya tempat kumpul-kumpul. Ini adalah ruang strategis untuk berbagi pengalaman, mencari solusi, menjalin relasi, bahkan mendapat pendampingan hukum dan teknis dalam proyek.

Di dalam asosiasi, ada mentor-mentor yang sudah lebih dulu melewati jatuh-bangun dunia properti. Ada pula pengusaha muda yang energinya bisa menular. Ketika kita bergabung, kita belajar dari pengalaman orang lain bukan hanya dari kesalahan sendiri.

Dan yang lebih penting: asosiasi memberikan wadah formal yang dapat memperkuat posisi kita sebagai pelaku bisnis properti yang kredibel di mata mitra, bank, maupun pemerintah.

Cepat Kaya atau Bisnis Berkelanjutan? Pilih yang Mana

Tentu, tidak salah ingin sukses secara finansial. Tapi jika orientasi utama hanya pada cepat kaya, kita kehilangan visi jangka panjang. Padahal, membangun bisnis properti bukan sekadar mencari margin ini tentang membangun trust, membangun sistem, dan membangun keberlanjutan.

Kegagalan demi kegagalan banyak terjadi bukan karena faktor eksternal. Tapi karena cara pikir. Tidak mau belajar dari lapangan. Tidak mau bersinergi. Dan terlalu cepat merasa “sudah hebat”.

Sebagai sesama pelaku, saya hanya bisa mengingatkan: belajarlah terus, jangan puas dengan satu-dua proyek yang berhasil. Dan yang terpenting: jangan remehkan kekuatan asosiasi. Di sanalah kita saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan.

Mari bangun industri properti yang sehat, berkelanjutan, dan saling terhubung.